Ucang-ucang anggé, Kawih Kenangan Anak dengan Ayahnya
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ucang angge |
Permainan ini dapat dilakukan antara adik dan kakak, anak dan ibu, atau anak dan ayah, akan tetapi biasanya dilakukan antara anak dan bapak.
Berikut adalah lirik kawih Ucang-ucang Angge:
Ucang-ucang anggé
Mulung muncang ka papanggé
Digogog ku anjing gedé
Anjing gedé nu ki lebé
Anjing leutik nu ki santri
Ari gog-gog cungungung
Lagu ucang-ucang angge di atas memiliki arti sebagai berikut:
Mengayun-ayunkan kaki Memungut kemiri ke pintu pagar kebun Digonggong oleh anjing besar Anjing besar punya penghulu Anjing kecil punya ki santri Tiba-tiba menggonggong cungungung
Lagu atau kawih ucang-ucang angge bertujuan agar anak merasa senang, dengan lagu ini anak akan merasakan kedekatan dan kehangatan hubungan antara anak dan keluarganya. Ketika anak sudah memiliki chemistry dengan keluarganya, maka anak akan merasa saling memiliki.
Hal tersebut karena lingkungan keluarga adalah lingkungan mikro atau lingkungan yang paling dekat dengan anak dan melakukan interaksi secara terus-menerus sehingga akan mempengaruhi perkembangan anak (Sardjunani, 2006).
Hal tersebut karena, anak dengan keluarga terlibat dalam interaksi tatap muka, kontak pribadi terdekat yang dilakukan secara langsung (Graves & Sheldon, 2018).
Sehingga kawih ucang-ucang angge dapat dijadikan media agar orang tua dan anaknya memiliki kedekatan secara naluri. Kakawihan ucang-ucang angge dapat menjadi cara untuk membuat anak dan orang tua memiliki hubungan yang erat.
Hubungan yang baik antara anak dan orang tua akan berdampak baik bagi anak salah satunya untuk Pendidikan anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini memberikan dampak yang positif sehingga pendidikan dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan anak (Morrison, Storey & Zhang, 2011).
Oleh karena itu, keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan adalah sebuah investasi yang dilakukan untuk mendukung pendidikan anak serta memberikan peran penting dalam perkembangan anak (Calzada et al., 2014).
Hal tersebut, menunjukan bahwa kawih ucang-ucang angge tidak hanya untuk didendangkan, tetapi memiliki tujuan dalam penyampaiannya.
Contoh Ucang Angge
Sumber
Agus Ahmad Wakih & Geri Syahril Sidik Universitas Perjuangan. 2020. Nilai Literasi Kakawihan untuk Mengasuh Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 20, Nomor 2. https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/33058, diakses pada tanggal 21 Januari 2022.