Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Jampe Mitembeyan: Doa Memulai Bercocok Tanam Agar Tidak Diserang Hama

Jampe Mitembeyan: Doa Memulai Bercocok Tanam Agar Tidak Diserang Hama
Ilustrasi bercocok tanam. (Pexels/Anna Shvets)
JAMPE SUNDA - Di tengah turunnya hujan awal musim, petani di sebagian besar wilayah Indonesia sibuk mempersiapkan lahan untuk menanam berbagai jenis tanaman. Mulai dari padi, sayuran, hingga buah-buahan, semua ditata dengan harapan hasil yang memuaskan. Namun, tahukah Anda bahwa selain persiapan lahir, persiapan batin juga menjadi kunci keberhasilan?

Ikhtiar Lahir: Memilih Bibit Unggul dan Perawatan Maksimal

Ikhtiar lahir merupakan upaya nyata yang harus dilakukan para petani. Memilih bibit unggul, merawat tanaman dengan baik, memberikan pupuk yang cukup, dan menjaga kebersihan lahan adalah langkah-langkah esensial. Semua itu dilakukan untuk memastikan tanaman tumbuh kuat dan menghasilkan buah yang berkualitas.

Ikhtiar Batin: Doa Sebagai Kunci Kesuksesan

Ikhtiar batin tidak kalah pentingnya. Berdoa merupakan bagian tak terpisahkan dari proses bercocok tanam. Sebagai panduan, Imam Al-Qurtubi menyampaikan doa yang dapat dijadikan amalan ketika hendak menanam. Doa ini terdapat dalam kitab Al-Jami‘u li Ahkamil Qur'an (Beirut: Muassasah ar-Risalah: 2006), juz XX, halaman 210.

"Doa ini diawali dengan membaca ta‘awudz dan Surat Al-Waqi‘ah ayat 63-64, yang artinya: 'Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Apakah kamu memperhatikan benih yang kamu tanam? Apakah kamu yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkan?'"

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ ، اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَۗ ، ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزّٰرِعُوْنَ

Setelah membaca ayat tersebut, Imam Al-Qurtubi menyarankan untuk melanjutkan dengan membaca doa berikut:

بَلِ اللَّهُ الزَّارِعُ وَالْمُنْبِتُ وَالْمُبَلِّغُ ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَارْزُقْنَا ثَمَرَهُ، وَجَنِّبْنَا ضَرَرَهُ، وَاجْعَلْنَا لِأَنْعُمِكَ مِنَ الشَّاكِرِينَ، وَلِآلَائِكَ مِنَ الذَّاكِرِينَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

"Balillâhuz Zâri‘u wal munbitu wal munbitu wal muballighu, Allahumma shallî ‘ala Muhammadin, warzuqnâ tsamarahu, wa jannibnâ dlararahu, waj‘alnâ li an‘umika minasy syâkirîn, wa li âlâ’ika minadz dzâkirîn, wa bârik lanâ fîhi yâ rabbal ‘alamîn."

Artinya: "Allah Dzat Yang Menanam, Menumbuhkan dan Menyampaikan, Ya Allah sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad. Ya Allah, berikanlah kepada kami buahnya, jauhkanlah dari kami bahayanya dan jadikanlah bagi kami atas nikmat-Mu sebagai orang-orang yang bersyukur. Dan atas kekuasaan-Mu jadikan kami orang-orang yang berdzikir (selalu ingat pada-Mu) serta berikanlah keberkahan pada kami di dalamnya Wahai Tuhan sekalian alam."

Menurut Imam Al-Qurtubi, doa ini termasuk doa yang mujarab dan telah teruji. Doa ini diharapkan dapat menjadi wasilah dalam memberikan perlindungan pada tanaman dari serangan penyakit, ulat, belalang, dan ancaman lainnya.

Kesimpulan: Kesinambungan Antara Usaha dan Doa

Dalam proses bercocok tanam, ikhtiar lahir dan batin seharusnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Tanpa ikhtiar lahir, tanaman mungkin tidak tumbuh sehat. Tanpa ikhtiar batin, tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

Maka, mari kita jaga kesinambungan antara usaha dan doa. Dengan memilih bibit unggul, merawat tanaman secara maksimal, dan melengkapi dengan doa yang tulus, kita berharap musim panen kali ini akan membawa keberkahan bagi para petani Indonesia. Semoga hasil panen melimpah, terhindar dari bahaya, dan menjadi bukti syukur atas nikmat Allah yang Maha Pemurah. Wallahu a‘lam.

*Dilansir dari NU Online